Ilustrasi Sembako
OKSIBIL – Sejumlah warga di Oksibil Pegunungan Bintang kesulitan mendapatkan bantuan paket sembako murah melalui program Pemerintah.
Kesulitan itu seperti dialami DN (50), warga Distrik Oksibil.Dalam dua tahun terakhir, DN dan warga lainnya kesulitan mendapatkan sembako murah yang biasa dijual di salah satu Penampungan milik pemda .Setiap kali mengantre untuk membeli sembako, ia dan rekan-rekanya tidak pernah mendapat bagian karena adanya pembatasan kuota.
Dalam beberapa kesempatan,DN dan warga lainnya sampai harus mengantre dari pukul 08.00WIT. Akan tetapi, beberapa dari mereka tetap tidak mendapatkan bagian. Warga dijanjikan akan mendapatkan bagian pada Senin (23/10/2023) karena pembagian akan dilakukan dengan menggunakan sistem antrean.
Meski demikian,hingga kini DN belum mendapatkan yang dijanjikan tersebut.Dari pantauan di tempat Penampungan sembako subsidi murah di sekitar mabilabol, pukul 09.00, DN dan lainnya masih setia menunggu pengelola untuk berbelanja. Warga akhirnya membubarkan diri karena tidak kunjung mendapatkan kejelasan.Adapun untuk mendapat sembako murah ini tak jelasa.
”Warga sangat bergantung dengan sembako murah ini.Sebelumnya tidak sampai seperti ini.Antre dari subuh tetap tidak kebagian. Semoga ada perbaikan lah supaya adil pembagiannya,” ujarnya.
Petronela Kalakmabin (40), mengungkapkan hal senada. Ia harus mengantre cukup lama sampai bisa mendapatkan sembako murah tersebut. Bahkan,setelah mendapatkan sembako murah itu, paket yang ia dapatkan tidak lengkap.Dalam paket tersebut hanya tersedia beras.
Menurut Nela,pelayan subsidi perlu evaluasi sebab,penyediaan hingga penyaluran tidak jelas selama ini.Bila ada juga pasti yang anter hanya orang luar ( non OAP), sehinga terpaksa membeli beras dengan harga mahal,yang membuat penggunaan tidak optimal. ”Warga disini bergantung dengan sembako murah karena penghasilan sehari-hari tidak besar,” ujarnya.
Sudah hampir dua Tahun ini paket sembako murah sulit kami dapatkan.
Evaluasi penting dilakukan karena program ini merupakan upaya peningkatan gizi masyarakat berpenghasilan rendah untuk menurunkan angka kasus tengkes (stunting),di pegunungan bintang.
Tidak hanya itu,bila tidak ada evaluasi, anggaran yang dimaksudkan untuk membantu masyarakat menjadi tidak tepat sasaran. Apalagi, saat ini banyak ditemukan penyalahgunaan bantuan yang disalurkan melalui pemerintah.
Mereka mau beli paket semako murah barangnya tidak ada,padahal uangnya ada.Lalu uangnya digunakan untuk hal-hal yang tidak substantif, tidak berhubungan dengan upaya peningkatan gizi mereka. Harus ada evaluasi mengenai program ini,”tuturnya.
Admin Redaksi