Desember 21, 2024

KISAH pilu jurnalis di Gaza, sedang meliput korban, tak tahunya empat anaknya tewas terkena serangan bom Israel.

Pilu seorang jurnalis yang tinggal dan bertugas di Jalur Gaza, Mohammed Alaloul (37).

Pasalnya ia mengalami pengalaman pahit selama serangan Israel yang membabi buta ke wilayah Palestina tersebut.

Videografer yang bekerja untuk kantor berita Turkiye, Anadolu, itu bukan hanya harus menyaksikan kematian anak-anak orang lain akibat pengeboman Israel, melainkan juga anak-anaknya sendiri.

Jurnalis di Gaza Mohammed Alaloul meratapi jenazah putranya yang terbunuh dalam serangan Israel ke kamp pengungsi Al-Maghazi di Deir Balah, Jalur Gaza tengah.

Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan, pengeboman Israel di kamp pengungsi Al-Maghazi menewaskan 45 orang, dengan seorang saksi mata melaporkan bahwa anak-anak tewas dan rumah-rumah hancur

Kemarin) Saya menangis di belakang kamera saya melihat anak-anak orang lain tiada. Hari ini, sayalah yang kehilangan anak-anak saya,” ucap Alaloul kepada AFP, Rabu (8/11/2023).

Empat anak Alaloul meninggal dunia akibat serangan Israel yang mengenai kamp pengungsi Al-Maghazi pada Sabtu (4/11/2023) malam.

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas, serangan Israel yang menyebabkan hancurnya tujuh bangunan bertingkat di kamp pengungsi Al-Maghazi itu total menewaskan 45 orang.

Di antara mereka yang tewas, ada juga empat saudara laki-laki Alaloul dan beberapa keponakannya.

Saat kejadian, Alaloul tengan meliput serangan Israel di tempat lain.

“Sepupu saya menelepon saya untuk memberi tahu saya bahwa rumah saya telah hancur dalam serangan terhadap bangunan tetangga,” jelas dia.

“Di rumah saya, tidak ada seorang pun yang menjadi anggota kelompok bersenjata. Tapi hari ini, saya hanya menyisakan istri dan satu anak laki-laki saya,” katanya.

Alaloul menyebut, di antara anak-anaknya yang tewas, tiga adalah laki-laki dan seorang anak perempuan.

Sumber : Tribun/ BBC