Foto Bersama Perwakilan penulis cerita anak bahasa daerah bersama KKLP Penerjemahan.
JAYAPUR, (SWpapua.com) – Menjawab keterbatasan ketersediaan Buku Cerita Anak versi Bahasa Ibu-Bahasa Indonesia, Balai Bahasa Papua meluncurkan 39 buku karya 20 penulis cerita anak resmi dilunchurkan di Hotel Grand Abe, Rabu, (11/12/2024).
Ratusan siswa dari sejumlah sekolah dan perguruan tinggi yang ada di Papua turut hadir dalam kegiatan peluncuran buku ini.
Makmur Tajuddin selaku Kepala Bidang Arsip dan Perpustakaan, Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Papua ikut serta dalam kegiatan ini.
Ketua Panitia pelaksana kegiatan yang juga Kepala Sub bagian Umum Balai Bahasa Provinsi Papua, Jemmi Musa Ayomi mengatakan, Acara ini melibatkan aktivis sekolah dan kampus yang telah mengikuti program Krida Duta Bahasa mau menunjukkan kemampuan terkait penggunaan bahasa negara dan bahasa daerah.
Tujuan dari acara ini adalah untuk mendorong generasi muda Papua untuk mempertahankan, melestarikan, dan memuliakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah melalui penghargaan berbagai kegiatan kreatif,” katanya.
Ayomi mengaku, tiap tahunnya ada anggaran yang tersedia sehingga BBP mempasilitasi dan memberika ruang kepada anak-anak muda untuk berkreasi.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong anak bangsa menuju Indonesia Emas tahun 2045.
“Semua penulis adalah sang juara. Kami sangat mengapresi atas karya mereka,” teranya.
Sementara itu, Kasubag Balai Bahasa Provinsi Papua, Yohanes Sanjoko, M.A menambhakan kegiatan dengan judul Krida Duta Bahasa bagi aktivis sekolah dan aktivis kampus menjadi program wajib Balai Bahasa untuk mendorong anak bangsa dalam mengembangkan kreativitas anak muda bangsa.
Menurut Sanjoko, balai Bahasa, tata Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tiap tahun selalu menyelenggarakan pemilihan duta Bahasa. Salah satu karyanya adalah menulis cerita anak. tambahnya.
Dikatakan, kegiatan yang dilakukan BBP sejalan dengan Badan Bahasa Indonesia yaitu penguatan literasi Bahasa, perlindungan sastra dan Bahasa daerah dan internasionalisasi Bahasa Indonesia.
“Kita patut berbangga, Bahasa Indonesia menjadi bahasa ke-10 yang diakui sebagai bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO, bersama enam bahasa resmi PBB (Bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Prancis, Spanyol, dan Rusia), serta Bahasa Hindi, Italia, dan Portugis,” terangnya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengungkapkan tugas Utama Balai Bahasa adalah pelindungan Bahasa dan sastra Daerah.
“Keterlibatan aktivis siswa dan aktivis mahasiswa dalam peluncuran buku ini merupakan bagian dari penguatan literasi kebahasaan dan kesastraan,” ucapnya.
Salah satu peserta [Penulis Cerita Anak] datang dari perempuan Papua, asal Kabupaten Deiyai, Agustina Cornelia Doo.
Agustina menulis 3 buku cerita anak. Masing-masing dikemas dalam Bahasa Ibu Tobati, dan Bahasa Mee.
Buku perama, Noukai Rosa Yaa Eto Bugi “Kebun Tebu Milik Mama Risa” Bahasa Mee, Buku Kedua, Monj-Monj Ntric USS “Hutan Perempuan, Hutan Istimewa” dan Buku ketiganya, Roh Muninc Tradic ” Mengenal Tarian Tobati”
Perempuan Mee, lulusan fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Cenderasih ini menjelaskan bahwa saat peluncurkan, 20 penulis cerita anak ikut serta saat peluncuran.
“20 penulis tidak semua ikut serta. Yang hadir mengikuti peluncuran buku hanya 14 orang, 6 diantaranya ada kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan,” jelasnya.
Agustina dedikasikan bukunya untuk anah Papua, khususya di Meeuwo dan di Enggros. “Saya bersyukur arena isa ikut terlibat dalam kegiatan ini. Semoga bukunya bermanfaat untuk anak-anak,” terang Duta Bahasa Papua Angkatan 2023 ini mengakhiri. (***)